BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
Pertemuan : Senin, 08 Juni 2020
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Ibu EMI SUDARWATI
Topik : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Peresume : Dyah Sari Widayati.
SMKN 1 TEGALSARI Banyuwangi Jawa Timur
CURRIKULUM VITAE EMI SUDARWATI
EMI SUDARWATI. Alumni Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri Surabaya tahun 1993 dan lulus tahun 1998. Mengajar di SMPN 1 Baureno ini sejak tahun 2005. Disamping aktif mengajar, juga telah menulis dan menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra Indonesia. Editor lebih dari 250 buku karya siswa dan guru Indonesia.
Sebagai PJ Budaya Lingkungan dan Pembiasaan Sekolah, aktif sebagai pembina majalah siswa Bhakti sampai saat ini, Penggagas perpustakaan mini di kelas IXF, dan mengupayakan pengembangan diri Teater Bhakti. Pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru Kabupaten Bojonegoro.
Penulis novel berjudul Ngilon (2014), Novel Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018), Petualangan Siswa Indigo (2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia (2019). Bergabung dengan Persatuan Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI). Pengelola TBM Kinathi ini juga pimpinan Grup Patungan Buku Inspiratif, yang sudah menerbitkan hampir 400 buku ber isbn. Pada Tanggal 28 Oktober 2015, mendapat penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif. Pada tahun yang sama, juga mendapat penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional.
Pada tahun 2016, sebagai juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama, juga sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategoro SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling). Prestasi ini yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda. Mempelajari sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Hollan dan Nederlands.
Membaca CV narasumber malam ini saya berdecak kagum dengan kreativitasnya dalam menulis. Diawal saya sangat tertarik membaca CV Ibu Emi Sudarwati. Diusia masih belia sangat produktif dalam menulis dan mengembangkan kemampuan dalam berorganisasi juga. Kenapa saya sangat tertarik karena ternyata beliau adalah adik kelas saya di IKIP Surabaya.
cobap>Belaiau memulai bercerita pada tahun 2013 bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro. Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Di sana beliau banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior. Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro), Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya beliau mendapatkan pencerahan. Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber). Pada awal tahun 2014 ini terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG.
Pada penghujung tahun 2014. Kembali bekerja sama dengan PSJB, menerbitkan buku karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno. Tidak berhenti sampai di situ. Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.
Sampai-sampai beliau dan siswa didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara. Alhasil, besuknya tayang di surat kabar harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu. Dari sana, semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut. Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku. Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.
Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno menjadi inspirasi bagi banyak sekolah. Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain. Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media, baik cetak maupun on line. Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.
Pada tahun 2015 ini, beliau ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional. Awalnya ada rasa tidak percaya diri. Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi. Akhirnya penulis mengirimkan karya inovasi, meskipun dengan setengah hati.
Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas. Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, beliau diundang ke Jakarta untuk presentasi. Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga. Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan. Meskipun belum mendapat juara, namun beliau sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.
Di samping itu, beliau juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT. PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur. Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.
Puji sukur, beliau mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi. Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa. Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi. Dengan status baru ini, beliau merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga. Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru. Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada tahin 2016, beliau ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro. Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya. Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis ditugaskan lagi. Ternyata tidak sia-sia. Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.
Pada tahun yang sama, kembali mengirimkan karya inobel. Kali ini bukan atas inisiatif bapak kepala sekolah, tetapi keinginan penulis sendiri. Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi. Kali ini bukan karya baru. Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri. Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak lama seusai lomba, mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda. Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu. Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain. Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia. Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.
Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisaya keliling kota terindah di negeri ini. Kali ini, semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal. Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional. Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.
Tidak berhenti sampai di situ. Beberapa bulan berikutnya pada tahun 2017. Ibu Emi diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Tidak ingin melewatka kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura. Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura. Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Paska menyandang predikat juara I inobelnas, kemudian belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama. Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi. Oleh karena itu, karena tidak ingin kesepian. Lalu mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku. Penulis menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan. Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).
Ratusan buku lahir tahun 2018 dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah. Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan. Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. Akhirnya beliau berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.
Sedang di Bojonegoro sendiri, beliau aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG). Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.
Selain di PBG, juga beliau juga aktif di PGRI. Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku. Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media. Jangan berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat. Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah. Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat diperlukan. Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula. Dari proses tersebut kita belajar. Belajar meminimalisir kekesalahan.
Pada tahun 2019 ibu Emi mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis berdua dengan suami. Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia. Aamiin…..
Selanjutnya, di tahun yang sama. Beliau ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan. Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah ini, Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia. Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata. Adapun untuk patungan, seperti biasa saja. Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif. Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang, Saat ini saya konsentrasi mengelola TBM Kinanthi.
Untuk penerbitan buku. Ibu Emi kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri).
SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku) & SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku). Beliau mengajak kami yang ingin menerbitkan buku ber isbn, denga mudah dan murah. Dengan ketentuan tertera dibawah ini.
Kirimkan naskah buku Bapak/Ibu Guru atau Siswa. Tentang apa saja sesuai bakat dan minat. Misalkan:
1. Kumpulan Puisi
2. Kumpulan Cerpen
3. Kumpulan Esai
4. Novel
5. PTK
6. Naskah INOBEL
7. Kumpulan Pantun
8. Kumpulan Resep
9. Kumpulan Cerpen Misteri
10. Dll
Jenis huruf : Time new roman/12/1,5
Ukuran kertas A5
2:2;2;2
Naskah sudah lengkap dg kata pengantar, biografi dan foto dalam 1 file. Jangan dipisah2.
Nama file : SaGu SaBu spasi nama
Atau SaSis SaBu spasi nama
Contoh : SaGu SaBu Emi
Atau SaSis SaBu Emi
Biaya penerbitan tergantung jumlah halaman.
50-56 halaman kena 480.000. dst
Ongkir bisa bayar di tempat.
Dapat 10 buku, piagam penulis dan beberapa buku terbitan Majas Grup.
Alamat Pengiriman naskah : emiime2011@gmail.com
Konfirmasi ke WA : 08563155081
Jika naskah dinyatakan lolos kurasi,
Silahkan transfer:
BRI 001101005862531
An Emi Sudarwati
jika sudah transfer di foto. Lalu kirimkan ke WA ke no 08563155081
Waktu pengumpulan naskah mulai hari ini
Buku akan terbit paling cepat 3 bulan setelah kirim naskah dan TF.
Jika menginginkan cover buat sendiri, langsung dicantumkan saat kirim naskah. Dengan persyaratan, harus orisinil. Bukan jiplakan atau hasil rekayasa dari internet.
Jika tidakak ada, Penerbit menyediakan desain cover gratis.
1 X edit cover kena cas 100.000
Terimakasih
ini persyaratan penerbitan buku di tempat kami.
Woauw…… waouw……..saya jadi bengong karena di ajak untuk membuat sebuah buku secepat itu, karena saya merasa belum mulai masih mengikuti arus belajar menulis. Sabar yaa karena saya pasti akan membuat sebuah buku karena itu bagian syarat untuk kenaikan pangkat. Hehehe…….
Akhirnya tibalah sesi tanya jawab yang selalu menjadi kebiasaan WAG Belajar menulis ini untuk menambah pemahaman bagi peserta
Bagaimana awal mulanya ibu membuat buku. Apakah punya ide tersendiri atau Bagaimana?
Baik Pak. Awal tahun 2013 saya sudah kepikiran ingin Menerbitkan Buku. Tapi belum tahu caranya. Untunglah akhir tahun 2013 dipertemukan dengan Kawan-kawan PSJB. Sehingga tahun 2014 terbit buku perdana bersama siswa. Karena saya tidak mau sukses sendirin. Saya ingin siswa desa pun bisa dikenal.
Untuk pengiriman naskah atau materi untuk dibukukan. Apakah harus sudah dalam keadaan siap cetak ? Apa yang layout pihak percetakan? Bagaimana untuk naskah yg dikirim hanya berupa karya saja? Berapa biaya yang harus dibutuhkan? ( jika Caver dan layout bukan penulis)
Naskah usahakan dikirim lengkap. Mulai judul, kata pengantar, daftar isi, isi buku, dan biografi penulis. Sedangkan edit, layout dan desaign cover akan dikerjakan TIM kami. Namun jika Bapak/Ibu berkenan membuat cover sendiri juga diperbolehkan. Tapi tidak akan mengurangi biaya ke penerbit.
Ukuran kertas sudah A5 ya. Jadi bisa langsung dihitung biayanya.
Adapun biaya penerbitan, tergantung jumlah halaman dan banyaknya cetak.
Catak minimal 10 eks.
Kalau jumlah halamannya 50-60 halaman, biayanya 480.000.
Sudah termasuk edit, lay out, desaig kover dan ISBN.
1. Untuk menerbitkan di Penerbit Majas, setelah dikirimkan naskah lengkap dan bukti yang bagaimana dengan proses editor dan penerbitan ISBN nya
2. Apabila ternyata naskah kami ditolak , apakah ada pemberitahuan kepada kami?
Karena pernah penerbit lain ber bulan bulan tdk ada info kepada penulis ternyata naskah nya ditolak.
3. Beberapa kali saya ikut lomba TK nasional baik LKG ,inobel, MTMH atau lainnya, tetapi paling mentok di juara dua atau tiga. Dan belum pernah juara satu.
Bisa kah ibu berbagai trik agar menjadi sang juara. Sebagai motivasi kami semua.
1. Saya adalah salah satu editor di Penerbit Majas. Masih banyak juga editor lainnya. Termasuk Bu Hati dll. ISBN dll juga akan diurus tim kami.
2. Jika naskah ditolak, akan langsung saya kabari. Karena kami penerbit Indi, maka tidak banyak naskah yang ditolak.
Alasan ditolak: plagiat lebih dari 40%.
3. Keren Bu. Saya tidak ada trik khusus. Jangan mudah mengarah dan terus belajar dan perbaiki karya kita.
Tahun 2015 saya hanya finalis inobel. Lalu tahun 2016 saya perbaiki naskah yang sama. Tentu dengan mendengarkan kritik dan saran dari dewan juri. Saya sih tidak ambisi ingin juara 1. Tujuan saya ikut lomba hanya ingin belajar dari peserta lain. Karena mereka berasal dari daerah seluruh Indonesia. Mereka rata-rata terbaik dari daerah masing-masing.
1. jika kita menulis buku dengan menggunakan bahasa jawa, dialek yg dipakai dialek mana? apakah dialek di sktr kita? berhubung basa jawa itu banyak dialeknya atau ada standar tersendiri?
2. referensi yg dipakai apakah hrs referensi buku berbahasa jawa juga? atau bolehkan referensinya buku bahasa Indonesia ?
1. Saya menulis menggunakan Bahasa Jawa baku untuk buku ajar/pelajaran. Sedang buku cerita atau puisi (Gurit) menggunakan Dialek Bojonegoro. Dialog di cerita bisa menggunakan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing.
2. Referensi bisa gunakan Bahasa Jawa, Indonesia maupun Bahasa Asing.
Maaf bertanya, untuk PTK . Ini asli naskah PTK atau bagamana? Yang dikirim ke penerbit ?
Naskah PTK harus sudah dirubah sistematikanya seperti buku. Jadi ada beberapa yang boleh dihilangkan. Ada pula yang harus disederhanakan. Boleh 1 PTK atau lebih baik 1 buku terdiri dari kumpulan beberapa PTK.
Tapi kalau Ibu mau mengirim naskah asli juga boleh. Namun ada biaya tambahan 100.000. Karena tim akan memangkas sesuai kreteria kami.
Konsep dasar yang ibu berikan kepada anak anak agar anak anak kita senang dan mau menulis, hingga bisa Sasi Sabu?
Sebelum mulai pelajaran, saya minta 1 siswa membaca cerita. Lalu yang lain mendengarkan. Setelah itu semua membuat ringkasan cerita. Kemudian secara acak mereka membaca ringkasan cerita di depan kelas. Lama-lama akan terbangun kultur membaca dan lalu menulis.
Bolehkah minta no wa bunda pemateri. Kebetulan kami 1 almamater. Saya punya lagu berbahasa daerah bali tentang kromo inggil. Ingin membawa lagu saya menjadi lagu berbahasa daerah inggil se nusantara.
Tema: anggota tubuh.
Nomer WA saya
0821-3220-6671
Saya agak tertarik dengan nominal angka di penerbitan itu, apa dan bagaimana kelanjutan angka angka tersebut, termasuk jika ingin memperbanyak eksemplar buku tersebut selain yang 10 tadi?
Jika ingin cetak dengan jumlah banyak akan lebih murah.
Kalau mau cetak ulang juga bisa. Biayanya tentu selisih. Tapi maaf, saya tidak hafal. Harus lihat tabel.
Bagaimana cara Ibu membangkitkan minat siswa untuk menulis sehingga dapat menghasilkan Buku Bersama Siswa?
Membaca dan menulis itu butuh latihan agar menjadi kebiasaan.
Jadi awalnya sedikit saya paksa anak untuk mendengarkan cerita dan menulis ringkasan cerita. Lalu membacakan di depan teman-temannya. Kalau tidak mendengarkan kan tidak dapat menulis ringkasan. Pasti malu lah pas ditunjuk untuk baca ringkasannya. Lama-lama menjadi kebiasaan.
1.Apa tips ibu sehingga ibu mendapatkan inobel tingkat Nasional
2.Jika satu buku satu siswa, darimana sumber dana percetakannya, sedangkan mereka belum mampu mencari uang sendiri
1. Tidak ada tips khusus Bu. Saya jug tidak ada ambisi untuk juara 1. Niat awal saya hanya ingin belajar. Jika akhirnya juara, itu bonus dari Allah.
Jangan mudah menyerah ya. Semangat belajar dan terus berkarya.
2. Biaya penerbitan dari orang tua siswa.
Tapi kalau ada anak-anak yang kurang mampu. Tapi karyanya bagus, saya siap membiayai dengan uang pribadi.
Luar biasa sekali menyimak kisah bu Emi Sudarwati dalam menulis dan menerbitakan buku, serta aktivitasnya dalam menyebarkan inspirasi dan menggugah guru serta siswa dalam menulis. Dari karya buku yg ibu tulis saya mohon pencerahan tentang:
1.Perbedaan PTK dan Karya inobel .
2. Tantangan terbesar ibu dalam menggerakkan diri sendiri, guru lain dan siswa.Adakah tips khusus agar agar mereka mau bergerak
3. Ada karya ibu juga Haiku. Mhon pencerahannya ttg Haiku
1. Karya inobel harus bersifat beda, baru atau pembaharuan. Sedangkan PTK boleh menguji coba karya orang lain di kelas kita.
2. Saya tidak pernah menganggap apapun sebagai tantangan. Mengalir saja seperti air. Agar mereka mau bergerak, kita harus memberi contoh. Jangan bicara kalau belum melakukan.
3. Haiku itu puisi pendek. Terdiri dari 3 baris. Strukturnya 5:7:5. Jadi baris pertama terdiri dari 5 suku kata. Baris ke 2 ada 7 suku kata. Dan baris ke 3 ada 5 suku kata. Haiku ini aslinya berasal dari Jepang.
Untuk menerbitkan buku puisi harus berapa judul dan berapa halaman.
Untuk buku puisi tidak ada batasan jumlah judul. Tapi untuk menjadi 1 buku ber ISBN minimal 50 halaman A5.
1. buku Antologi yang semacam apakah yang bisa untuk penilaian PAK (kriterianya) ?!? ,
2. saya guru mapel bahasa Indonesia di SMA , jika saya buat Antologi Puisi Solo, berapa nilai/skor angka kreditnya ? dan harus berapa halaman ?!?,
1. Untuk PAK sebaiknya buku pelajaran atau buku ajar, diktat dll. Kreterianya bisa baca di buku 4. Maaf saya tidak hafal.
Sedangkan karya inovatif, bisa juga berupa buku puisi atau cerita inspiratif.
2. Untuk guru Bahasa kalau tidak salah nilainya 4. Maaf… Nanti coba buka lagi buku 4 ya. Pedoman PAK. Jumlah halaman, minimal 50. Agar bisa diajukan ISBN.
Maaf… ini ada wawasan dari tim penilai PAK.
Ada banyak alasan mengapa Buku dan lain lain tidak dinilai:
1. Bisa jadi Timnya yang salah memaknai sebuah bukti fisik untuk dikonvert menjadi nilai angka kredit karena multi tafsir atau dokumen salah kamar.
2. Bisa jadi yang bersangkutan salah memasukkan bukti fisik (pengembangan diri, Seminar, KTI, penghargaan atau lainnya). Semisal: Narasumber/peserta pelatihan masuk katagori pengembangan diri. Untuk dapat nilai harus sekurang_kurangnya melampirkan foto copy undangan, surat tugas, resum kegiatan/foto dokumentasi keg dan piagam dengan struktur program tidak kurang dari 30 jp yang dilegalisir atasan.
Untuk Seminar hampir sama dengan perlakuan pelatihan, namun tanpa struktur materi maupun JP. (harus dimasukkan kolom seminar bukan pelatihan)
Karya tulis buku pelajaran, buku referensi pendidikan, jurnal ilmiah, buku terjemahan, buku karya inovatif, dll. Untuk dapat nilai harus ada surat keterangan penerbit, pengesahan atasan, pernyataan keaslian dari yang bersangkutan, dan fisik buku ber ISBN.
Untuk kasus “piagam dari penerbit” diatas:
1. Jika piagam tanpa struktur materi sekurangnya 30 JP otomatis tidak bernilai/tertolak.
2. Jika dimasukkan penilaian seminar tdk pada tempatnya.
3. Masuk nilai penghargaan juga tidak relevan.
Menurut sy piagam dari penerbit tersebut sebaiknya dijadikan pendukung untuk buku (buku pendidikan, karya inovatif dan sebagainya), yang diajukan nilai PAK beserta pengesahan atasan, pernyataan keaslian, fisik buku ber ISBN, dll.
Ngapunten, semoga ada manfaatnya.
Misalkan saya mau menulis buku LKS tuk siswa. Sumbernya dari berbagai buku yang ada, menyesuaikan dengan waktu, keadaan dan ketersediaan di lokal. Apakah itu bisa jadi sebuah buku ?
Kumpulan soal bisa saja menjadi buku. Cantumkan daftar pustaka, jika ibu mengutip dari berbagai sumber.
Bisakah ceritakan bu, isi dari buku LUNG yg ibu terbitkan bersama Siswa SMPN 1 Baureno? Saya penasaran bagaimana kombinasi duet antara Guru dan Siswa dalam menulis hingga menerbitkan buku? Bagaimana teknik pembagian naskahnya?
Buku Lung berisi 23 cerita pendek. Saya hanya menulis 1 judul saja. Sedang yang 22 judul ditulis oleh siswa. Saya sudah lupa judul-judul nya. Itu sudah lama sekali. Harus buka-buka bukunya lagi kalau mau tahu isinya.
Apa kiat-kiat yang harus saya lakukan agar bisa merangkai kalimat, bu Emy? Saya sangat susah jika harus merangkai kalimat apalagi jika setiap kalimat itu mau dipadukan menjadi sebuah paragraf?
Agar bisa merangkai kata dengan baik ada bebera langkah:
1. Baca
2. Baca
3. Baca
Jadi harus banyak membaca.
4. Tulis
5. Edit
Semua perlu pembiasaan. Karena menulis itu ketrampilan. Jadi bisa dipelajari dan dibiasakan. Bukan sulapan.
Banyak banget bukunya, tiada hari tanpa menulis. Maaf bu Emi mau tanya, pernahkah ibu merasa jenuh untuk menulis,bagaimana cara mengatasinya
Saya manusia biasa. Pasti punya rasa jenuh. Kalau sudah begitu, saya akan mencari hiburan. Bisa jalan-jalan atau makan-makan dengan keluarga.
Saya hanya menulis 10-20 menit saja setiap hari. Tidak terus-menerus. Tapi setiap hari. Baik di blog, laptop maupun HP.
Luar biasa, semoga semangat dan ilmu ibu Emi dapat tertular kepada kami ini.
Mohon diberikan motivasi dan ceritakan kepada kami, tips yang membuat ibu bisa bersemangat begitu dalam menulis.
Bagaimana cara ibu mengatur waktu ( menejemen waktu) antra menulis dengan kegiatan lainnya.
Agar motivasi kita selalu terbangun, tentukan alasan kita menulis. Kalau saya,. Menulis untuk mengukir sejarah sendiri. Semua karya pasti akan menemukan takdirnya.
Menulis tidak butuh waktu khusus. Saya hanya menulis 10-20 menit saja setiap harinya. Tapi harus rutin ya. Baik itu di blog pribadi, laptop, maupun HP.
Sedangkan waktu saya yang lain masih 23 jam lebih. Bisa lah melakukan apa saja.
Tak terasa malam telah larut sudah menunjukkan waktu 21.50 akhirnya sesi tanya jawab diakhiri. Namun Ibu Emi masih mau memberikan kesimpulannya bahwa buku adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, saya ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang. Nuwun nuwun rahayu. Wassalamu’alaikum wr wb